KITA BENAR-BENAR TAK BERUNTUNG HIDUP DI ZAMAN INI. Kita hidup di zaman di mana masyarakatnya sangat eksis dan suka mengomentari orang lain. Mulai pertanyaan sederhana seperti "Anaknya sekolah di mana?" sampai pertanyaan menjengkelkan macam "Anaknya rangking berapa? Anaknya sudah juara apa saja?". Kita bahkan tidak tahu apakah mereka benar-benar bertanya ataukan hanya sekedar ingin mencibir kita secara tak langsung.
KITA BENAR-BENAR TAK BERUNTUNG HIDUP DI ZAMAN INI. Kita hidup di mana indikator kesuksesan orang tua adalah saat ank-anaknya diterima di sekolah dengan embel-embel "UNGGULAN". Benarkah itu kesuksesan? Ataukah hanya kebanggan semu yang kita peroleh dari penyakit hati yang kita sebut "PAMER"?
KITA BENAR-BENAR TAK BERUNTUNG HIDUP DI ZAMAN INI. Kita hidup di mana kecerdasan anak dinilai dari perolehan nilai "MATEMATIKA"nya. Tapi kita jarang menyadari, jika semua anak harus sempurna dalam berhitung lalu siapa yang akan menjadi PENYANYI, PENULIS atau PELUKIS?
KITA BENAR-BENAR TAK BERUNTUNG HIDUP DI ZAMAN INI. Kita hidup di mana harga sebuah kejujuran jauh lebih rendah daripada sekedar deretan angka bernama "NILAI" yang ada pada raport. Pernahkan kita bertanya pada diri kita sendiri? Apakah benar anak-anak mencontek karena dia tak mampu? Ataukah kita yang terlalu memaksa mereka memahami apa yang memang mereka tak akan mampu pahami?
Lalu akankah kita berhenti dan menyerah pada semua ketidakberuntungan ini? Ataukah kita mulai perubahan ini meskipun kita harus siap menghadapi CIBIRAN MASYARAKAT, DISEBUT GAGAL SEBAGAI ORANG TUA atau bahkan yang paling buruk ANAK KITA DISEBUT BODOH, Tapi dengan memulainya kita telah memberikan masa depan terbaik pada anak-anak kita. Masa depan dimana tidak segalanya adalah tentang materi tapi tentang berbagi dan tidak segalanya adalah tentang menjadi kaya tapi menjadi berguna. Dan saat hari itu tiba kita boleh berbangga, bahwa kita telah melahirkan generasi baru dan generasi pembeda yang memiliki tujuan untuk BERILMU AMALIAH, senantiasa BERAMAL ILMIAH dan menjadi pribadi yang BERAKHLAQUL KARIMAH.
Kalau bukan kita lalu siapa lagi? Kalau bukan sekarang lalu kapan lagi? Kalau bukan di SMP Islam Roushon Fikr lalu di mana lagi?
SMP Islam Roushon Fikr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar